Senin, 13 Agustus 2012

What Is friend? (chapter 3)




*************************  YOGYAKARTA*********************************

          Liburan telah tiba, tentu  bagi kelas tiga itu bukan liburan. Duaminggu sebelum penerimaan ijazah, ya maksudku dua minggu lagi penerimaan ijazah. Kini aku sedang berada di Jogja. Aku di di sini mengikuti bimbingan belajar untuk bisa masuk kampus favouritku UGM. Sebenarnya aku tak terlalu fokus pada bimbel ini. Tujuanku hanyalah ingin menenangkan diri atas kejadian dua bulan terakhir ini. Ardan...kadang nama itu mengusik batin dan ingatanku. Dimanakah dia sekarang? , dia hendak kuliah dimana?, sungguh otakku penuh pertanyaan yang membuat ku pusing.

        entah kenapa tiba-tiba aku terus memikirkan sahabatku yang manis itu. Bahkan sampai tengah malam pun aku tak bisa berhenti melupakan nya. Otak ku cuma berisi Ardan , Ardan dan Ardan lagi. Ditengah lamunanku selalu aku berta nya, apakah dia juga merindukan ku? , gelisah seperti diriku ? apa dia juga merasakan hal yang sama dengan ku?. Tiga rentetan pertanyaan singkat tapi seperti ribuan pertanyaan inti.

       Ku pandangi lampu kamar malam itu sambul melamun. Aku jadi berpikir, sampai kapan harus seperti ini? , aku harus meng akhirinya. Aku tak boleh diam saja. Aku harus minta maaf , ya... harus. Selagi ada kesempatan. Tekad bulat ku meluap luap. rasa nya tak sabar untuk melakukan nya dan membayangkan betapa manis nya saat minta maaf nanti. harus memanfaatkan waktu yang singkat saat penerimaan ijazah nanti.

      Aku bangun kesiangan. Tapi aku tak perlu buru-buru karena bimbel nya di laksanakan sore hari. Aku memutuskan untuk jalan-jalan ke malioboro untuk sekedar mengusir penat ku.

           Ku manjakan mataku dengan melihat pernak pernik khas Jogja yang unik. Walaupun sendirian tapi aku cukup menikmati suasana ini.  Tiba tiba saja mataku terhenti ketika melihat suatu barang. Barang yang unik. ternyata itu flashdisk dengan cover lambang club sepak bola Manchester United (MU). Seketika aku ingat sahabatku Ardan. Dia begitu suka club yang berlambang setan merah itu. lalu aku berinisiatif membeli nya untuk di hadiahkan pada Ardan. Dengan perasaan senang membayangkan betapa manis nya saat aku minta maaf nanti. Aku membeli FD itu seharga 125 ribu.

         Ku jalani hariku di Jogja dengan sedikit rasa lega karena aku sudah bertekad akan minta maaf pada nya. tak terasa 2 minggu telah berlalu. Hari ini hari rabu. Aku pulang dari Jogja dari st lempuyangan. Aku harus segera pulang karena sabtu besok aku ke sekolah yang terakhir kali nya untuk mengambil ijazah. Dan yang paling aku tunggu adalah saat aku minta maaf pada sahabat ku Ardan.


**********************KAMAR KENANGAN*****************************

     Jumat sore aku sudah berada di rumah Banyuwangi. Dan beberapa menit lagi aku akan segera berangkat menuju kost ku. Aku rindu kamarku yang pengap itu. Aku rindu di kamarku , aku rindu tempat tidurku dan aku juga rindu sahabatku itu. Dalam hati aku berharap semoga sudah di kost. walaupun seandainya di tidak datng sekarang juga tak apa lah.

       buru buru aku memanggil mas firman  untuk supaya segera mengantar ku. Aku sudah tak sabar ingin sampai di kamar kost ku yang sudah lama aku tinggalkan.

       Rumah tampak sepi, seperti nya Ibu kost sedang tidak ada di rumah. Ku alihkan mata ku  ke arah pintu kamarku yang usang.

''kamarku, akhirnya aku kembali kesini'' ucapku dalam hati.

      Pintu masih tergembok warna emas. Hm, ternyata Ardan belum dateng, buktinya pintu masih terkunci. Ku buka pintu. Aroma pengap debu begitu khas di kamar ini. karena sudah lama tak di huni , kamar ini tampak kotor karena debu

        ku buka lemariku hendak menaruh tas ku. Tidak... tiba tiba kepalaku panas. jantung ku berdetak lebih kencang, otak ku mulai kacau balau. Rasa nya membuka lemari itu ada sesuatu yang membawa kesadaran ku terbang. Lemari itu kosong. mana pakaian pakaian Ardan? mana buku buku Ardan? semua nya bersih dan kosong. hanya debu halus yang menempel menyelimuti cat cokelat lemari itu.

      Ku dengar suara ibu kost baru datang dari pergi nya. buru buru dan berlari aku segera menghampiri nya

'' bu, Ardan mana '' tanya ku tanpa basa basi yang mengejutkan ibu kost.
'' eh, nak Aldy, kapan dateng?''
''tadi bu''
'' nak Ardan udah pulang. Dia ambil Ijazah nya hari kamis kemarin'' terang ibu kost padaku.
'' terus bu?'' tanya ku belum puas.
''dia udah pamitan kemarin ma Ibu. dia udah bawa barang barang nya semua. emang dia nggak pamit ke nak aldy?''
'' eh?, ya pamit sih bu. cuma aku lupa'' aku menjawab nya bohong. aku tak ingin ibu tahu hubungan ku dengan ardan yang sedak tidak baikan.

           Aku kembali ke kamarku. Kini semua nya kosong. se kosong hatiku yang kalut ini. seketika lututku terasa lemas. Aku terjatuh bersimpuh di lantai. raga ku ini seperti tak ber nyawa lagi.
''Ardan, dimana kamu sahabatku'' ucapku lirih nyaris tanpa suara. tak kuasa aku menahan air mata ini. tetes tetes air mataku membasahi lantai. kali ini luar biasa sekali kesedihan yang ku rasakan. aku sudah tak sanggup memebendung nya.

          Entah berapa lama aku bersimpuh dan menangis di lantai. Aku mencoba bangkit walaupun rasa nya sudah tak ada tenaga lagi. tak ada semangat lagi. Ku lihat kaos hijau di sisi meja, itu kaos ardan. Ku raih baju itu dan menghirupnya dalam dalam berharap menemukan sedikit aroma Ardan. lagi lagi aku tak kuasa menahan tangis ku. Aroma Ardan masih begitu kuat. aku terus menghirupnya berharap bayang nya muncul di pikiran ku. Aku tak sanggup lagi lalu ku taruh baju itu. Ku alihkan pandangan ku ke arah tembok. Foto fotoku dengan Ardan seperti membisu menyaksikan kesedihanku. Sebagian perekat nya sudah hampir terlepas dan melambai lambai terkena tiupan angin.

        Foto saat aku di kalibendo di bawah akar pohon. Ku sentuh foto itu berharap hal yang sama, mengingat masa itu. Foto saat di pantai dengan gaya ala monyet nya sambil menjulurkan lidah nya. membuat ku sedikit senyum di tengah tengah tangis ku. Dan foto saat kita hendak nonton konser di kota. Foto saat dia merangkul ku dan menjulurkan lidah nya bergaya di depan kamera, gaya alay itu. ku amati semua foto satu persatu tapi ada hal yang janggal. Ku cari foto ku dengan ardan yang bertuliskan ''friend is you and me'', tapi tak aku temukan. Padahal aku begitu hafal di mana letak foto itu di tempel. Dimanakah foto itu? di bawa ardan kah?. Apa dia sengaja mengambil nya dan menyimpan nya? aku masih tak tahu


*********************  SELAMAT TINGGAL *************************

            Bulan agustus yang cerah, hampir sepanjang hari matahari menjauh dari awan. Kini aku sudah memahami semua kesalahan ku. bahwa minta maaf itu indah. Aku menyesal dlu tak segera minta maaf pada sahabat baikku Ardan dlu. Aku hanya terbawa ke egoisan ku yang malah membuatku terpuruk.

          Ku keluarkan flashdish merah yang hendak ku berukan pada ardan dlu. Ah... aku jadi mengingat nya lagi. Rambut nya, senyum manis nya dan tingkah lucu nya. harus ku berikan siapa flashdish ini ya?. Di tengah lamunanku di buyarkan oleh para penumpang kereta yang hendak turun. Ternyata sudah sampai di Jogja kembali. Tiga hari lagi adalah hari pertama ku kuliah. kini aku sudah dewasa. kadang aku merasa geli sendiri mengingat ingat betapa ke kanak kanakan nya diriku dulu.

        Sampai jumpa banyuwangi, sampai jumpa Ardan. Namamu tak akan pernah hilang dari memori hidupku

          Aku sampai pada sebuah bangunan ber cat biru. Ya... itu tempat kost baru ku. aku memesan tempat ini sejak aku Bimbel dulu. Samapi di kamar, aku banting badan ku ke atas tempat tidur.
hmmmm... Jadi ingat dulu. saat pertama kali aku kost di Banyuwangi. Aku tersenyum sendiri mengingat nya. hanya saja kali ini berbeda. kamar ini begitu besar dan nyaman.

''tok tok tok''
 suara pintu di ketuk yang segera ku buka. ternyata ibu kost

''nak Aldy, ini ada anak dari semarang yang mau nge kost disini juga. Gpp kan sekamar ma kamu?''
''oh iya bu gpp''

****

''Hoi bro'' sapa anak baru yang berkacamata sepertiku itu.
''aku Ardian. pasti udah di ceritain ibu kost''

................................................TAMAT


1 komentar:

  1. Terharu sekali aku membacanya. Aku jadi penasaran dengan keberadaan si Ardan. Cerita ini menarik. Membawa pikiran ku ke tempat - tempat sesungguhnya cerita - cerita ini terjadi. Aku sangat bisa merasakan segala yang terjadi dengan Aldy. Mulai dari perkenalan Aldy dengan Ardan sampai Aldy berpisah dengan Ardan. :')

    BalasHapus