ke Mendengar kabar kalau aku di terima kerja Danu tampak senang.
Walaupun dia tampak kusut karena menunggu ku di tempat parkir cukup
lama.
'' lama banget sih rif , kulitku sampe eksotis nih '' gerutu Danu.
'' Nigga '' Jawabku singkat sambil menjulurkan lidah dan membuat
Danu diam seribu bahasa. Kenapa dengan kata ''NIGGA'' ? Nanti saja aku
ceritakan.
Cuaca bali yang panas memang seperti membakar kulit.
Terlebih kita jalan kaki ke Centro. Walaupun tak jauh dari kost tetap
saja panas ini tak tertahankan.
'' Dan , Aku beli minum bentar ya di Minimart'' kataku sambil nunjuk minimart di sebrang jalan.
''Oke, aku juga beliin ya'' balas Danu.
Dengan rasa tak sabar aku sambar 2 botol minuman isotonik
untuk segera ke kasir. Ngantri nya nggak tahan. Tidak ngantri, hanya
satu orang di depanku. Tapi kenapa begitu lama?. Dia pun hanya membeli
sebungkus rokok. Orang ini lama sekali. mana aroma keringat nya kurang
menyenangkan. Pakaian lusuh dengan penuh noda noda semen di seluruh
baju dan celananya. Dan masker putih yang sudah tak terlihat putih
menutupi wajah nya. Heran sekali. Di sini Kuli bangunan pun beli nya di
Minimart. Mewah sekali ya, pikirku. Haha, norak nya diriku. Masa seperti
itu ganjil sih, kan sudah biasa.
'' Rifqy????!!'' sapa orang itu.
Aku menaikan alis heran. Dia tahu namaku?!!.
'' Aku Ilham '' lanjut dia sambil membuka masker yang di kenakan nya.
'' Mas Ilham??!!, Kok di sini mas?'' tanyaku kaget sambil bersalaman.
'' Iya , aku kerja di sini. Itu di depan'' ucap Ilham sambil
menunjuk ke pembangunan Hotel di depan yang masih dalam tahap
pembangunan.
'' oh, di situ proyek nya mas. Wah , aku kost deket sini mas , aku juga kerja di Centro situ'' jelasku.
'' wah sip donk, eh ngomong2 minta tolong donk''
'' apa mas?''
'' Dompetku ketinggalan nih. ni di suruh beli rokok ma si boss''
'' oh, oke sip'' jelasku sambil membayar minuman dan rokok mas Ilham.
Ku minum minumanku tanpa ampun sambil berjalan menuju
kost. Danu pun hanya sekali teguk menghabiskan setengah botol minuman
nya.
'' Rif , kamu Ninja dari konoha ya?''
'' ???????? '' aku heran dengan pertanyaan Danu.
'' Kok kamu punya temen Kakashi?''
''kakashi?''
'' Iya kakashi, temenmu pas keluar dari Minimart tadi loh. Pake masker dan rambut nya putih, hahaha''
'' dasar! '' aku menjitak kepala Danu.
'' Dia itu anak banyuwangi loh, kemarin pas di Bus ketemu, eh
tenyata di kerja di bangunan situ. Rambutnya bukan putih. Itu tadi
kepala nya mungkin banyak kapur nya, kau ini payah'' jelasku ke Danu.
'' wah, ketemu di sini lagi Rif, Romantis nya. Kaya di film film aja. Jodoh mungkin, haha'' kata Danu sambil nyengir menggodaku.
'' Iya , kita memang jodoh untuk berteman Dan'' jawabku datar.
'' Duh Rif, kalo di becandain itu bales dengan becandaan juga donk. Nggak asik puol kamu ni mah''
'' ooo, gitu ya'' jawabku sambil menaikkan alis dan meneguk minumanku.
Dan Danu pun tak tertarik mengajak ku bercanda kembali.
Jam 13.30 siang aku sudah rapi dengan kemeja hitam
dan sepatuku yang hitam mengkilap. Ini hari pertamaku merasakan yang
nama nya kerja. Di kamar sebelah , kamar Danu, aku dengar dia sedang
telponan sambil marahan dengan cewek nya. Aku hanya senyum senyum
mendengar ucapan danu '' Ayo to yank jok marah , ngono ae marah a''
Haha itu lah sepenggal kata dari percakapan nya.
Deg deg an juga saat jalan pertama kali nya menuju
tempat kerja. Pasti banyak orang baru yang nggak aku kenal. Aku nanti
harus bagaimana ya? , ngobrol dengan siapa?. Semua pikiranku berkecamuk
dengan pertanyaanku itu.
'' Woey! Rifqy!!'' .
Aku menoleh ke arah suara yang memangilku. Ternyata itu Mas Ilham
yang sedang istirahat duduk di lantai dua bangunan yg belum jadi.
'' Woey, Mas Ilham, lagi istirahat ni!?'' Teriakku sambil melambaikan tangan.
'' Ganteng banget kamu Rif, mau kemana tu rapi amat''
'' Mau ke proyek bangunan mas''
'' hah? Proyek bangunan?''
'' haha, ya enggak lah. Aku mau kerja di Centro situ mas. Masa cakep
gini percaya aku mau jadi kuli bangunan'' aku jawab sambil senyum2
bercanda.
'' Eh , jangan salah kamu. Kuli bangunan juga ada yang ganteng''
Jawab Mas Ilham sambil menunjuk2kan jempol nya ke dada nya pamer diri.
'' haiissshhh, dasar Kakashi'' aku jawab sambil terus berjalan meninggalkan nya.
'' kakashi apa Rif, woey'' teriak Mas Ilham yang makin jauh ku tinggalkan.
Lucu juga mas Ilham. Memang iya sih, Kok ada Kuli bangunan se tampan
dia. Jadi artis pun dia sangat sangat pantas. Hanya kulitnya yang
kecoklatan membuat dia sedikit terlihat tak ter urus. Tapi senyuman nya
bagai malaikat. Seolah olah ketika dia biacara dan tersenyum itu seperti
ada kupu kupu indah dari bibir nya. Haiiishhhh bang Ilham kakashi.
***********************
Hari pertama kerja yang melelahkan. Capek juga ternyata
berdiri 7 jam. Tapi seru juga karena ternyata temen temen di sini penuh
canda. Dan aku bersyukur konterku hari ini menjual 15 pieces jeans. aku
pikir itu sedikit, tapi kata teman teman itu sudah bagus. Dia saja hari
ini menjual 8 pieces. Aku jadi senang mendengar nya. Padahal satu piece
celana jeans Levi's itu harga nya 699 ribu. Aku sendiri menggeleng
gelengkan kepala. Ni celana jeans Mahal amat..
Saat nya me review teman teman kerja. Ya karena karyawan SOGO itu
ratusan orang, Maka yang ku review hanya teman teman yang dekat konterku
saja.
Sebalah kiri konterku pas ada konter Baju POLO. SPG nya
cewek namanya Eci. Ini gadis tingkah nya binal banget. Tapi dia itu
bercanda. Hanya saja dia suka bercanda yang erotis. Beberapa teman teman
cowok banyak suka menggodai nya dan bercanda sampai terbahak bahak. Dia
pun kalo menggodaku binal sekali. Seperti ini.
'' Eh rifqy , Kamu udah punya cewek belum.? Oya , aku jual obat
obatan kuat loch. Mau beli nggak?, di jamin cewek mu akan kewalahan
nerima pelayananmu setelah kamu minum obat itu. Tokcer pokok nya''
Jdieng, Bitch please!. Dia berbicara seperti itu dengan suara
lantang. Tapi teman teman di samping hanya tersenyum dan sudah biasa.
'' Hati hati Rif, tar kamu di lahap ma Eci'' kata temenku Eka.
'' eh Eka, kok tahu sih aku suka melahab , apalagi sosis'' balas Eci ke eka yang kemudian di sambut ketawa Eka yang khas.
Teman teman yang lain ada Fandi , Herman , Nyoman , Yasa dan
lain lain. Mereka adalah temen temen tetangga konterku. Baru 2 hari
saja teman teman disini sudah banyak yang mengenal aku. Di sini itu
adalah contoh sebuah keragaman dan kerukunan. Di sini itu ada Orang Bali
, Jawa , madura , sumba dan kupang. Ada agama Hindu , islam dan
protestan. Semua perbedaan itu di satukan oleh satu hal, Senasib.
Ya kira kira seperti itulah. Senasib memang. Kita semua pastinya
bukan orang orang mampu dan kaya. Kalau kaya kenapa harus kerja di sini.
Biarpun kadang penampilan teman teman ku itu tampan, cantik dan
penampilan ala orang kaya. Tapi tetap mereka semua se nasib. Dan itu
membahagiakan.
7 meter di depan konterku adalah konter nya Adidas. Yang
boleh di bilang itu brand unggulan di Sogo karena harga nya sedikit di
atas Levi's. boleh di bilang sejajar lah. Dan SPG nya menyebalkan. Nama
nya Dedik , aku bahkan tahu namanya dari name tag di saku nya. Dia tak
pernah mau ramah seperti yang lain. Ketika dia bertemu pandang dengan ku
tak sedikit senyum tampak di bibir nya. Dia super cuek dan dingin. Dan
itu tak cuma ke aku saja. Itu ke semua teman di sini. Baiklah, dia
memang tampan. Mungkin paling tampan di antara semua karyawan laki laki
di sini. Aku benci sekali mengakui nya. Rambutnya yang rapi dan kulit
nya yang bersih . Dan dia begitu pandai menyempurnakan penampilan nya
dengan gaya rambutnya yang keren. Keren seperti apa? Intinya keren lah.
Malas sekali aku mendeskripsikan nya lebih jauh. Buang buang otak.
Jam 20.38. Siap siap untuk tutup toko dan kita semua
menyapu konter kita masing masing. Aku lihat Dedik menyapu dengan cepat
dan sigap. Kalau masalah pekerjaan dia memang sempurna. Penjualannya pun
selalu bagus. Banyak para supervisor yang menyukai hasil kerja nya. Dia
menyapu debu debu itu ke arah konterku tanpa peduli kalau itu mengotori
konterku. Aku tahu dia menyadari , atau mungkin dia sengaja. Aku
berhenti sejenak , memandangi dia yang se enak jidat mengotori konterku.
Dia malah cuek dan kembali ke konter nya. Aku menarik nafas dalam dalam
dan menyapu kembali konterku.
'' Sabar rifky, namanya juga dia senior'' ucapku dalam hati.
Akhirnya lampu toko pun di matikan, kita semua sudah
berkumpul di ruang absensi. Gawat, kertas absenku tertinggal di konter.
Aku pun menuju ke konter tergesa gesa dan takut setengah mati. Takut
takut pintu sudah di tutup. Sialnya lampu benar benar sudah di matikan
total. Aku tak bisa melihat apapun. Gerayangan, begitulah aku menuju
konterku. Tiba tiba Dedik berdiri di belakan sambil menyalakan senter
dari jam tangan nya. Dia tak berkata apa apa dan aku pun tak ingin
berkata apa apa dan segera sigap mengambil abesnsiku sebelum cahaya itu
benar benar di matikan.
Aku hendak berterimakasih dengan nya namun dia sudah
melangkah membelakangiku seolah olah dia amnesia akan apa yg dia lakukan
1 menit lalu. Sudahlah, aku tak mau ambil pusing.
- Pulang kerja-
Aku jalan sempoyongan kecapaian menuju kost. Aku berhenti
sejenak di depan gedung proyek mas Ilham. Sudah sepi. Pasti mas Ilham
sudah tidur. Padahal aku ingin mendengar sedkit suara nya untuk
menghilangkan badmood ku hari ini yang mengganjal di hati.
'' Rif, kakashi itu apa?''
Itu sms dari Ilham. Sebaiknya aku panggil dia Ilham saja. Dia hanya
lebih tua 2 tahun. Sms itu membuatku senyum geli sendiri. Bagaimana
mungkin dia mengingat perkataan kakashi yang konyol itu. Ya, dia sempat
meminta nomorku saat pas di Minimart kemarin.
aku pun membalas sms nya.
'' kakashi itu apa ya, panjang mas, males ngetik nih''
Balasku singkat.
Dia balas lagi.
'' Ya udah, ketemu aja. Aku mau makan ni, kamu sudah makan belum?''
Ku balas
'' Belum mas, traktir aku ya mas, hehehe :D ''
'' Siiip, keluar aja. Di dkat Minimart''
Tanpa ganti seragam kerja ku, aku menuju ke warung dekat
minimart. Ilham sudah menunggu dan duduk di lesehan. Goshhhhhh, dia
berbeda sekali. Dia dalam keadaan bersih. Dia mengenakan celana selutut
model army. Mengenakan singlet merah dan wajahnya terlihat segar. Aku
tak mempercayai mataku. Apa itu Ilham? .
'' wuih, cakep banget kamu mas, tumben ga belepotan semen'' gurauku ke dia.
'' kan dah ku bilang, aku ni kuli paling tampan''
'' xixixixixi , iya bener itu mas'' aku jawab sambil cengengesan.
'' Jadi benar aku tampan?''
'' Iya''
'' iya apa rif?''
''iya itu tadi''
'' tadi apa sih?''
'' kamu tampan! Puas''
''ohhh... , eh apa? Aku nggak denger''
'' .................'' segera aku pesan makanan.
Mas ilham begitu baik. Dan dia begitu pintar. Tak ku
sangka seorang kuli bangunan seperti dia tahu banyak hal. Tutur katanya
pun tak pernah kasar seperti para kuli kuli di kampungku yang mulutnya
seperti setan tak karuan. Kita ngobrol banyak hal dan semua dia tahu.
Sperti masalah misteri segitiga bermuda , misteri danau Lochness dan
lain lain. Aku benar benar tak menduga dia tahu semua itu.
Umurnya memang muda, tapi entah kenapa dia begitu
dewasa dan punya aura aura mengayomi. Gurat gurat otot dan sorot mata
nya yang tajam seperti bayangan atas hidupnya yang keras. Aku sebelumnya
tak pernah mengobrol seakrab ini dengan orang lain. Bahkan dengan Danu
pun masih sering terlalu formal.
'' Kamu di Jawa punya cewek Rif?'' tanya Ilham.
'' belum punya''
'' kok bisa? Kan kamu manis''
'' manis? Tampan maksudnya kali ya ?'' becandaku ke dia.
'' iya gitu dah, sama aja ''
'' biar di kata banyak yang bilang aku manis lah , gini lah. Lha faktanya aku nggak laku laku. Gimana nih mas?''
'' mungkin kamu terlalu manis. Namamu juga terlalu manis. Rifqy , nama itu terlalu imut buat kamu''
'' jadi menurtmu mas Ilham nama itu ga cocok?'' tanyaku.
'' iya, ga cocok''
'' gimana sih, tadi muji sekarang menjatuhkan, payah!''
'' hehehehehehe''
Aku ambil tisu dan segera membungkamkan ke mulutnya supaya dia berhenti tertawa yang menyayat hati.
Dan berhasilah aku menyumpal kan tisur ke bibirnya. Respon nya yang
telat untuk menutup mulutnya denga tangan nya malah membuat suasana
aneh dan serasa runyam. Bagaimana tidak, maunya mau becandain dia. Malah
terlihat aku hendak mengelap bibirnya denga tisu karena tangan nya
menahan tanganku. Dan kejadian itu terbeku beberapa detik. Dengan
tatapan nanar dan manis nya dia menikmati kejanggalan itu. Tersadar,
kita pun malah salah tingkah.
'' Ya udah, kita pulang yuk, udah malem'' ajak Ilham.
'' Iya mas, ayok''. Padahal aku tak ingin cepat cepat pulang.
Kita pun berdiri dari tempat duduk dan beranjak.
'' eh Rif, ini buat kamu'' kata Ilham sambil memberikan sesuatu padaku.
'' eh? Chocolatos?'' tanya ku heran sambil menerima chocolatos itu.
'' iya , masa buah kelapa'' jawabnya.
'' bukan gitu mas, aku pikir ini kapur''
Dia malah gemes dan mengacak acak rambutku.
Kita pulang dengan hati yang senang. Segala badmood
hari ini telah di hilangkan oleh Ilham. Si kakashi dari Banyuwangi.
Sejak itu aku selalu terbayang terus oleh wajah nya yang menyejuk kan
itu. Rasa nya ingin terus berbagi cerita dengan dia. Apa pun pertanyaan
ku selalu dia jawab dengan jawaban yang aku suka.
chapter 3
go to chapter 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar